Senin, 14 Maret 2016

Rabu, 16 Maret 2016 (Perkembangan Kemampuan Dasar Menulis Karya Kreatif Bidang Sastra)


PERKEMBANGAN KEMAMPUAN DASAR MENULIS KARYA KREATIF BIDANG SASTRA
A.                KOMPETENSI MENULIS KREATIF
Menulis kreatif adalah kompetensi. Setiap individu dituntut memiliki kemampuan dari aspek pengetahuan, sikap, proses, keterampilan, hasil, dan profesi dalam menulis. Saat itulah menulis dapat dikatakan sebagai kompetensi. Potensi adalah modal awal tumbuh kembangnya kompetensi dalam diri seseorang. Menulis sebagai kompetensi menitikberatkan sikap mental dan cara berpikir yang direfleksikan dalam kebiasaan dan tindakan. Kompetensi berkaitan erat dengan kemampuan melaksanakan apa yang ingin dilakukan. Menulis tidak hanya fokus dalam memperlakukan “bakat istimewa” yang kita miliki, tetapi juga pada kemampuan memadukan minat untuk belajar dan membangun kebiasaan untuk menuangkan setiap ide dan gagasan secara tertulis.
Dalam konteks pembelajaran, menulis kreatif harus dijadikan kompetensi. Kemampuan menulis yang berbasis kreativitas individu. Kemampuan yang berasal dari pengetahuan yang dimiliki, bersikap positif terhadap kemampuan, mau berproses untuk melakukannya, terampil dalam menerapkan, hingga muncul menjadi alternatif profesi di masa depannya. Finch dan Crunkilton (dalam Mulyasa, 2004) menyatakan kompetensi adalah penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.
Enam Kompetensi Menulis Kreatif
Oval: ProsesOval: SikapOval: ProfesiOval: HasilOval: PengetahuanOval: Kompetensi Menulis KreatifDiagram
Oval: KeterampilanKompetensi Menulis Kreatif













B.                 MENULIS KREATIF
Pada dasarnya, menulis kreatif dibangun dari dua unsur penting; menulis sebagai keterampilan dan kreatif sebagai mentalitas yang cenderung untuk mencipta. Menulis merupakan keterampilan untuk menuangkan ide dan gagasan secara tertulis. Kreatif berhubungan dengan kemampuan dalam mencipta. Menulis kreatif dapat didefinisikan sebagai proses menulis yang bertumpu pada pengembangan daya cipta dan ekspresi pribadi dalam bentuk tulisan yang baik dan menarik. Artinya, menulis kreatif menekankan pada proses aktif seseorang untuk menuangkan ide dan gagasan melalui cara yang tidak biasa sehingga mampu menghasilkan karya cipta yang berbeda, yang tidak hanya baik, tetapi juga menarik. Rincian proses dalam menulis kreatif melalui diagram berikut.
Menulis
Kreatif
Bersifat aktif, tidak pasif
Mentalitas untuk mencipta, daya cipta
Menuangkan ide dan gagasan secara tertulis, bukan lisan
Memadukan kecerdasan dan imajinasi
Orientasi pada proses, bukan hasil/karya
Orientasi cara pikir dan karya yang beda

Tiga Sifat Tulisan Kreatif
Proses menulis kreatif setidaknya bertumpu pada 3 (tiga) sifat tulisan kreatif berikut.
1.      Imajinatif
2.      Ekspresif
3.      Apresiatif
Menulis kreatif adalah menulis dengan cara yang beda karena sumber penciptaan karya kreatif pada dasarnya adalah kehidupan manusia itu sendiri. Menulis kreatif memadukan keterampilan menulis dan kreativitas yang dimiliki seseorang.
Contoh menulis kreatif:
*      Menulis tidak kreatif: Bulan tampak bersinar terang di langit. Di sekitarnya, tampak awan tipis mengitarinya.
*      Menulis kreatif: Sinar rembulan menguak dari balik awan tipis. Cahayanya menebar hingga dedaunan pohon. Aku dan dia pun masih bercengkrama hingga larut malam. Tetes embun mulai merambah wajahku, menyaksikan cinta kita berdua.
Menulis kreatif sesungguhnya adalah proses menuangkan ide / gagasan sebagai wujud pengendalian pikiran-pikiran kreatif agar dapat menjadi tulisan yang baik dan menarik. Jadi, menulis kreatif adalah proses yang apabila berlangsung secara konsisten maka akan menjadi keterampilan (skill) sebagai modal untuk menekuni profesi sebagai penulis kreatif.
Tujuh modal penting dalam menulis kreatif:
1.      Kebiasaan membaca
2.      Pemikiran yang mapan
3.      Kemauan menulis
4.      Belajar dari keberhasilan penulis lain
5.      Kesadaran kreativitas yang tinggi
6.      Kepekaan terhadap setiap peristiwa
7.      Orientasi sastra
C.        PENGERTIAN DAN TUJUAN MENULIS
Pengertian atau batasan menulis menurut beberapa orang yang dapat menginspirasi kita untuk termotivasi menulis.
Stephen King: Menulis berarti menciptakan duniamu sendiri.
Seno Gumira Ajidarma: Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa, suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang.
Pramoedya Ananta Toer:
Orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
Goenawan Mohamad:
Menulis adalah proses yang minta pengerahan batin, proses yang berjerih payah dan bukan sekedar soal keterampilan teknik.
Helvy Tiana Rosa:
Menulis adalah ketika sebuah karya selesai ditulis, maka pengarang tak mati. Ia baru saja memperpanjang umurnya lagi.
Wiji Thukul:
Jika aku menulis dilarang, aku akan menulis dengan tetes darah!
Gebhardt dan Dawn Rodrigues:
Writing is one of the most important things you do in college (menulis merupakan salah satu hal paling penting yang kamu lakukan di sekolah).
Eric Gould, Robert Diyanni, dan William Smith:
Menulis adalah perilaku kreatif karena membutuhkan pemahaman atau merasakan sesuatu: sebuah pengalaman, tulisan, dan peristiwa.
Syarifudin Yunus:
Menulis adalah teks bertutur kata sesuai dengan gaya sendiri, dari yang diketahui dan dialami.
Beberapa tujuan menulis yang penting untuk dipahami, antara lain seperti berikut:
1.      Menceritakan sesuatu;
2.      Menginformasikan sesuatu;
3.      Membujuk pembaca;
4.      Mendidik pembaca;
5.      Menghibur pembaca;
6.      Memotivasi pembaca;
7.      Mengekspresikan perasaan dan emosi.
Ada berbagai versi tahapan menulis. Tahapan menulis 4P (Pikir – Praktik – Penyuntingan – Publikasi) yang dapat ditempuh untuk memulai menulis. Adapun tahapan 4P terdiri atas berikut.
1.      Tahap Pikir.
2.      Tahap Praktik.
3.      Tahap Penyuntingan.
4.      Tahap Publikasi.










Senin, 07 Maret 2016

Kamis, 10 Maret 2016 (Pengertian dan Ruang Lingkup Kajian Prosa Fiksi)


KAJIAN PROSA FIKSI
Sastra Indonesia adalah segenap cipta sastra yang ditulis dalam bahasa Indonesia, memiliki roh keindonesiaan, mengandung aspirasi dan kultur Indonesia. Latar cerita tidak terpandang pada wilayah Indonesia.
Sejarah sastra berisi kronologi buah-buah cipta sastra dari dekade 20-an hingga awal abad XXI yang menyampaikan proses kelahiran dan perkembangan sastra dan mengetengahkan kegiatan-kegiatan tokoh-tokoh sastra dalam berkarya.
Sejarah sastra merupakan bagian dari ilmu sastra, sebagaimana teori sastra dan kritik sastra. Antarketiganya, ada benang merah yang mempertautkan, saling mengisi, saling memengaruhi, dan melengkapi. Baik kritik sastra maupun sejarah sastra sama-sama muncul sebagai respons dan penghayatan apresiatif terhadap karya sastra yang diciptakan pengarang.
Sejarah sastra Indonesia dibagi dalam masa kelahiran dan masa perkembangan. Masa kelahiran terdiri dari Angkatan Balai Pustaka, Angkatan Pujangga Baru, Kesusastraan Indonesia Masa Jepang. Masa perkembangan terbagi atas: Angkatan ’45, Generasi Kisah, Angkatan ‘66/Generasi Manifes Kebudayaan, Angkatan 70-an, 80-an, 90-an, Angkatan 2000, Awal abad XXI.
Dengan tekun mempelajari sejarah sastra, kita bisa memperoleh gambaran konkret mengenai perjalanan sastra Indonesia, proses kelahiran dan perkembangannya, riwayat dan kiprah tokoh-tokoh sastra. Juga, keluasan wawasan kesusastraan dan terbinanya apresiasi sastra. 
1.      Pengertian Sastra
Sastra merupakan karya karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan penciptaan, selalu tumbuh, dan berkembang. Maka dari itu, batasan tentang satra tidak pernah memuaskan.
Karya sastra merupakan ungkapan batin seseorang melalui bahasa dengan cara penggambaran yang merupakan titian terhadap kenyataan hidup, wawasan pengarang terhadap kenyataan kehidupan, imajinasi murni pengarang yang tidak berkaitan dengan kenyataan hidup (rekaman peristiwa) atau dambaan intuisi pengarang, dan dapat pula sebagai campuran keduanya.
2.      Jenis Karya Sastra
Sastra dapat digolongkan menjadi dua kelompok jenisnya, yakni sastra imajinatif dan sastra non-imajinatif.
Berdasarkan pendekatan objektif, sastra dapat didefinisikan sebagai karya seni yang otonom, berdiri sendiri, bebas dari pengarang, realitas, maupun pembaca. Berdasarkan pendekatan ekspesif, karya sastra dipandang sebagai ekspresi sastrawan, atau sebagai produk imajinasi sastrawan. Berdasarkan pendekatan mimetik, karya sastra dianggap sebagai tiruan alam, tiruan kehidupan, tiruan kenyataan. Berdasarkan pendekatan pragmatik, karya sastra dipandang sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu, seperti nilai atau ajaran kepada pembaca.
Sastra Imajinatif; karya sastra imajinatif terdiri dari berbagai jenis yang telah diketahui dan berkembang di masyarakat. Dilihat dari bentuknya, karya sastra pada dasarnya dibagi menjadi tiga jenis, yaitu prosa, puisi, dan drama.
Karya sastra yang berwujud prosa sering diungkapkan dalam bentuk fiksi atau cerita rekaan. Istilah fiksi (selanjutnya disebut cerita rekaan) sering dijumpai hanya untuk menyebut sastra jenis prosa saja. Sebenarnya hal ini kurang tepat karena pernyataan demikian memberi kesan bahwa sastra jenis puisi maupun drama bukan cerita rekaan.

Rabu, 02 Maret 2016

Silabus Penulisan Kreatif Sastra (Semester IV Genap T.A 2015/2016)


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PARIS BARANTAI KOTABARU
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SILABUS

Mata Kuliah                           : Penulisan Kreatif Sastra
Sandi / SKS                            : BIND 345 / 2
Semester                                 : IV
Dosen                                      : Normasunah, S.Pd., M.Pd. / Mahliana, S.Pd.

1.      Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini bertujuan memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk menulis karya kreatif sastra. Bahan pembelajaran meliputi perkembangan meliputi perkembangan kemampuan dasar menulis karya kreatif bidang sastra yang meliputi konsep dasar kreatif, ciri-ciri manusia kreatif, kreativitas, proses penulisan karya sastra, dan praktik penulisan karya sastra. Kegiatan kuliah meliputi kegiatan kuliah teori di kelas, pengamatan lapangan, kegiatan penulisan, dan diskusi hasil penulisan. Penilaian dilakukan melalui tugas individual, pengamatan, diskusi, dan penilaian hasil karya mahasiswa.

2.      Standar Kompetensi Mata Kuliah
Standar Kompetensi
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan dapat memiliki keterampilan menulis kreatif sastra.
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat/mampu:
a.       memahami manfaat menulis untuk menumbuhkan minat dan motivasi menulis;
b.      memahami dan menemukan sumber-sumber inspiratif kreatif penulisan
c.       memahami struktur cerita yang baik
d.      memahami dan mempraktikkan teknik penulisan fiksi;
e.       menulis karya fiksi berupa cerpen dan novel;
f.       memahami dan mempraktikkan cara mempublikasikan karya, baik untuk penerbitan buku maupun media massa.

3.      Skema Perkuliahan

Minggu ke-
Pokok Bahasan
Rincian Pokok Bahasan
Waktu (menit)
1
Perkembangan kemampuan dasar menulis karya kreatif bidang sastra
·     Konsep dasar kreatif
·     Ciri-ciri manusia kreatif
·     Kreativitas dalam menulis
·     Jenis-jenis tulisan sastra
100
2,3,4
Menulis puisi
·     Unsur-unsur pembangun puisi
·     Memperkaya diksi untuk menulis puisi
·     Praktik menulis puisi
·     Menyusun antologi puisi
300
5,6,7
Menulis naskah drama sederhana
·      Unsur-unsur pembangun drama
·      Membangun dialog
·      Menghidupkan tokoh
·      Praktik menyusun naskah drama sederhana
·      Editing
·      Menyusun antologi naskah drama
300
8
Ujian Tengah Semester (UTS)
9
Menulis cerpen
·      Sumber inspirasi/ide menulis cerpen
·      Teknik penulisan cerpen: pengembangan alur, tokoh, dan latar cerita
·      Proses kreatif para sastrawan menulis cerpen
100
10,11
Menulis cerpen dengan model
·      Membaca sebuah cerpen dan menganalisis pengembangan alur, tokoh, dan latar ceritanya
·      Menulis outline cerpen dengan model cerpen yang sudah dibaca
·      Menyusun outline cerpen sebagai tulisan cerpen utuh
200
12,13
Presentasi dan diskusi cerpen
·     Presentasi cerpen yang telah disusun dengan pendekatan model
·     Revisi dan editing sesuai dengan masukan-masukan dan saran hasil diskusi
200
14,15
Penyusunan antologi cerpen
·      Bagian-bagian dalam antologi cerpen
·      Editing
·      Layout
·      Menyusun antologi cerpen bersama
200
16
Ujian Akhir Semester (UAS)

4.      Strategi dan Metode Pembelajaran
Strategi pembelajaran        : CTL, Project Based Learning
Metode pembelajaran        : ceramah tanya jawab, diskusi, praktik penugasan, dan lain-lain.


5.   Media dan Sumber Pembelajaran
Media                                : LCD, Internet
Sumber pembelajaran        : a) buku-buku rujukan, b) karya-karya sastra, baik puisi, drama,
                                           maupun fiksi, c) situs-situs sastra di internet.
6.   Buku Sumber
1.   Kurniawan, Heru. 2015. Pembelajaran Kreatif Bahasa Indonesia (Kurikulum 2013). Jakarta. Prenadamedia Group.
2.   Kurniawan, Heru. 2014. Pembelajaran Menulis Kreatif Berbasis Komunikatif dan Apresiatif. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
3.   Yunus, Syarifudin. Kompetensi Menulis Kreatif. Bogor. Ghalia Indonesia.
4.   Wicaksono, Andri. 2014. Menulis Kreatif Sastra dan Beberapa Model Pembelajarannya. Yogyakarta. Garudhawaca.

7.   Evaluasi
Evaluasi dilakukan terhadap proses (keaktifan dalam pembelajaran) dan hasil tulisan yang dihasilkan.
No.
Komponen Evaluasi
Bobot
1.
Partisipasi kuliah
10%
2.
Tugas
30%
3.
Ujian tengah semester
30%
4.
Ujian akhir semester
30%

Jumlah
100%

Kotabaru, 29 Februari 2016
Dosen Pengampu



Mahliana, S.Pd.
NIDN. -